masjidil haram

Minggu, 30 Desember 2012

Roti Tamis, Cita Rasa Khas Warga Arab

MATAHARI belum begitu tinggi, namun rasa lapar telah 'menusuk' lambung yang belum terisi makanan. Suasana yang ramai, telah terlihat di sejumlah warung, yang menyuguhkan sarapan pagi bagi warga Madinah Arab Saudi. Antrean tampak terlihat dan dengan sabar, mereka menunggu giliran untuk membeli roti khas Arab dalam memenuhi kebutuhan mendesak perutnya.

Di Kota Madinah, warganya memiliki tradisi yang unik dalam menemani cerahnya pagi. Sebuah roti pipih dengan bumbu khas serta hangatnya teh manis menjadi menu utama sarapan di pagi hari bagi warga arab.

Roti itu dikenal dikalangan warga Arab Saudi dengan Roti Tamis. Tamis adalah roti bulat pipih dengan diameter sekitar 30 centi meter. Tamis asal-muasalnya adalah makanan khas orang Arab Yaman, kini sudah jadi makanan sehari-hari orang Saudi, termasuk di Madinah. Dengan bahan dasar dari tepung gandum yang diadoni dan di ratakan dan dibuat tipis, lalu kemudian dibakar di dalam tungku tanah.

Proses pembakarannya yakni, dengan cara menempelkan bahan roti, di dinding tungku yang sudah panas dengan semburan api dari bawah. Ketika  sudah terlihat matang merata dengan warna agak coklat dan agak hitam, baru diangkat dari tungku. Roti tamis kemudian siap disuguhi dan dinikmati warga arab untuk menambah selera makan di pagi hari.

Roti tamis memiliki rasa khas, renyah dan sedikit ada aroma hangus. Untuk menemani roti tamis pasangan bumbunya di beri nama Ful. Roti tamis dan ful, bukan tidak bisa dipisahkan antara keduanya, namun lebih bijak membiarkan keduanya bebas berkolaborasi, akan menghasilkan satu kesatuan rasa yang harmonis di rongga mulut. Ful yang gurih rasanya adalah olahan dari sejenis kacang merah, kacang merah yang dihaluskan dibuat semacam bubur kental. Ful kemudian ditaburi sedikit bubuk “kamon” sejenis jinten dan garam dibubuhi juga acar tomat yang halus dengan sedikit minyak zaitun. Ful siap dicocol tamis.

Tamis sendiri dibuat dengan beberapa variasi rasa, ada yang agak manis disebut biskot, ada yang bertabur wijen, ada yang biasa agak tebal ada juga yang beraroma keju. Selain dengan ful, roti tamis juga bisa dimakan dengan keju krim dan madu, atau celup begitu saja kedalam teh manis panas. Adapun ful ketika kita pisahkan dari tamis, posisi tamis bisa kita ganti dengan “aisy” roti arab, atau roti lainnya. Tetap enak menggoyang lidah.

Roti Tamis biasanya disajikan secara hangat oleh warung yang ada, pada pagi dan sore hari. Harganya dapat dibilang murah dan terjangkau untuk semua kalangan. Dengan mengeluarkan 2 -5 riyal maka roti tamis hangat dengan bumbunya ful, dapat langsung kita santap dan menikmatinya rasanya.

Roti tamis akan lebih terasa, jika menyantapnya bersama teman disertai segelas teh manis hangat. Jadi, jika anda adalah bagian dari jamaah haji dan umroh yang berada di tanah suci, tak ada salahnya jika nantinya mencicipi makanan khas warga Arab Saudi.

(Akmal Irawan/Sindoradio/ful)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar