masjidil haram

Kamis, 12 Mei 2011

Tour Wisata Ruhani Madinah Al Munawwarah




1. Mesjid Aby Dzar al-Qifari
Imam Baihaqi didalam Shaab-Ul-Imam dan diriwayatkan oleh Abdurahman bin Auf RA. sebagaimana berikut :
Abdurahman RA. mengatakan, "Aku dan Nabi SAW. melakukan dua rakaat shalat di mesjid ini. Nabi membuat sujud dalam waktu yang sangat lama. Aku merasa cemas dan heran jika beliau telah meninggal. Karena perasaan ini aku mulai menangis diam-diam.

Ketika Nabi SAW. mengangkat kepalanya dari sujud yang panjang dan beliau mendapatkanku menangis. Beliau berkata, Ada apa denganmu Ya Rasulullah?. Aku menyampaikan kekhawatiran saya.

Nabi SAW. mengatakan kepadaku. Jibriel AS. memberitahuku bahwa siapaun yang mengirimkan salam dan shalat (salam dan shalawat) kepadaku, Allah SWT. akan mengririmkan salam dan shalawat kepada orang itu. Aku bersujud lama sekali untuk bersyukur kepada Allah SWT".

2. Mesjid Ijabah
Mesjid milik Bani Mu'awiyyah di sebelah Utara Pekuburan Baqi' al-Qorqod. Menurut Hadits Muslim, disini Rasulullah SAW. dan para sahabatnya shalat dua rakaat. Selesai shalat beliau berdoa lama sekali kemudian berpaling kepada sahabatnya seraya bersabda, yang artinya : Saya mohon kepada Allah tiga perkara, dikabulkan-Nya dua dan ditolak-Nya satu, yaitu :
1. "Saya mohon kepada-Nya, supaya ummatku tidak binasa dengan mengerjakan sunnah". Permohonan itu dikabulkan-Nya.
2. "Saya mohon kepada-Nya, supaya ummatku tidak binasa dengan karam atau tenggelam". Itupun dikabulkan-Nya.
3. "Dan saya mohon kepada-Nya supaya jangan dijadikan-Nya kejahatan dikalangan ummatku". Permohonan ini ditolak-Nya. Sekarang Mesjid ini berada di dekat Rumah Sakit al-Anshar atau dulu dikenal dengan Rumah Sakit 'Dhorbatus Syams' di Syari' Sittien.

3. Pekuburan Baqi' al-Qorqod
Komplek Pekuburan penduduk Madinah yang terletak kurang lebih 30 m ditimur Madinah. Baqi' sebenarnya berarti sebidang tanah lembut tanpa batu dan kerikil. Tanah semacam ini paling baik untuk lokasi kuburan, yaitu sejenis tanah yang jarang terdapat di Madinah. Maka dari zaman dahulu penduduk Madina memanfaatkan Baqi' sebagai tempat pemakaman umum.

Baqi' terletak di tengah-tengah kota Madina, yang sekarang memiliki luas kurang lebih 138.000 M Persegi. Di pekuburan, yang dibatasi pagar tembok dipagar yang berjeruji ini, terdapat makam lebih dari 10.000 para sahabat Nabi, yang termasuk didalam Sayyidina Utsman bin Affan RA.(khalifah ketiga). Sayyidina Abbas RA (paman Nabi) dan Sayyidina Hasan bin Ali (cucu Nabi). Juga Halimatus Sa'diyyah (ibu susuan Nabi), putri-putri Nabi : Fatimah, Ruqayyah, Ummi Kultsum, Zainab dan putra beliau Ibrahim. Isteri-isteri Nabi : Sitti Aisyah, Ummi Salamah, Juwariyah, Zainab, Sofiah, Hafsah, Mariyah Qibtiyah (kecuali Sitti Khatijah di Ma'lah dan Sitti Maimunah di Jumum).

4. Mesjid Qomamah dan Mesjid-mesjid disekitarnya
Sebuah mesjid yang terletak disebelah barat daya Mananah, Madinah kurang lebih 500 m dari Mesjid Nabawi, Mesjid ini berukuran 26 x 13 m persegi, dan tingginya 12 m, dengan 6 buah kubah dan satu menara. Pada waktu zaman Rasulullah mesjid ini merupakan alun-alun di kota Madinah. Setiap Iedul Fitri dan Iedul Adha, alun-alun ini dijadikan tempat shalat.

Pada suatu hari ketika para jamaah merasa gelisah karena Rasulullah menyampaikan khotbah yang panjang sementara terik matahari sangat menyengat, tiba-tiba datanglah mendung atau awan tebal. Jamaah kemudian menjadi tenang dan betah sampai akhir khotbah selesai. Untuk mengenang peristiwa itulah mesjid ini diberi nama Gomamah yang berarti awan atau mendung.

Disampingnya banyak mesjid-mesjid, ada Mesjid Abdu Bakar, Mesjid Ali, Mesjid Umar, Mesjid Utsman dan Mesjid Bilal yang konon dulunya adalah shaf-shaf sholat mereka ketika mengikuti sholat ied dan ististqo' (sholat minta hujan) pada Rasulullah.

5. Pasar Kurma
Pasar Kurma yang terletak di kota Madinah adalah sebuah pasar yang khusus menjual kurma, dibangun pada tahun 1982, dan tereltak kurang lebih 600 m. sebelah selatan Mesjid Nabawi. Dipasar inilah jamaah dapat mencari dan menemukan 26 macam kurma termasuk Ajwa, kurma kesayangan Rasulullah SAW.

Pasar ini dibangun oleh Pemerintah Arab Saudi untuk menampung sekaligus menjadi pasar baik bagi penduduk setempat maupun jamaah haji yang datang. Berbeda dengan Makkah yang benar-benar gersang, di Madinah terdapat banyak areal tanah subuh dan oase-oase (mata air) atau wadi yang dapat ditanami buah dan sayur-sayuran.

Kesuburan tanah ini tidak akan musnah atau berkurang tetapi akan terus bertambah dan berkembang mengimbangi pertumbuhan dan kebutuhan mukimin dan jamaah haji yang datang ke Madinah.

Tanah Madinah ini sebenarnya memiliki mu'jizat atau setidaknya 'berkah' khusus karena Rasulullah pernah memohon kepada Allah SWT. sebagaimana berikut " : "Ya Allah berilah Madinah ini dua kali berkah yang Kau berikan kepada Makkah" Jadi semua yang ada dan tumbuh di Madinah memiliki nilai keberkahan dua kali yang ada di Makkah.

Padahal Makkah sendiri sudah demikian besar berkahnya karena Allah telah mengabulkan Nabi Ibrahim AS. agar Makkah tidak kekurangan dari segala kebutuhan hidup termasuk buah-buahan. Kurma di Madinah memiliki nilai istimewa karena mutu gizinya yang sangat tinggi. Bahkan dapat digunakan untuk obat, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah "Maka semua rumah penduduk Madinah didalamnya tersedia kurma" Sehingga kurma menjadi komoditi yang laris karena semua penziarah pasti membeli untuk dibawa pulang ketanah airnya. Salah satu sabda Nabi tentang kurma adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim : "Barang siapa makan kurma Ajwa tujuh butir pada pagi hari, dia akan selamat dari racun dan guna-guna pada hari itu".

6. Saqifah Bani Saidah
Saqifah Bani Saidah adalah nama sebuah tempat bersejarah di Madinah. Bagi kebanyakan jamaah haji, nama Saqifah ini tak sekondang tempat bersejarah lainnya seperti Jabal Uhud, Mesjid Quba', Mesjid Qiblatain, kawasan bekas Perang Khandaq, Pemakaman Baqi' dll.

Rombongan jamaah haji selalu mengadakan ziarah ke tempat-tempat itu. Bahkan ada tempat favorit yang tak terkait dengan sejarah Islam, yang justru jadi tujuan extra ziarah, yaitu Medan Magnet. Saqifah Bani Saidah kalah populernya di banding tempat-tempat itu. Tapi bagi mereka yang memperhatikan pada sejarah awal politik Islam, Saqifah itu memiliki nilai sejarah tersendiri.

Disinilah, Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq pertama kali diba'iah menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah SAW. di Saqifah inilah, kalangan sahabat Anshar dan Muhajirin berkumpul, membicarakan siapa pengganti Rasulullah, pada saat jenazah Nabi masih belum dimakamkan. Sehingga bagi sebagian kalangan, perbincangan politik di Saqifah itu mengundang cibiran "Urusan jenazah Nabi belum dituntaskan, kok sudah bicara kekuasaan".

Perisitiwa Saqifah itu, bagaimanapun juga menjadi cikal-bakal tumbuhnya benih perpecahan politik-teologis umat Islam, dalam dua faksi besar Sunni dan Syi'ah. Bagi kalangan Syi'ah, kesepakatan politik di Saqifah itu merupakan penyerobotan atas hak Ali bin Abi Thalib, yang dipandang sebagai pewaris dan lebih berhak atas kepemimpinan Islam (Imamah) pasca Rasulullah.

Bagi kalangan Sunni, peristiwa di Saqifah itu jadi obyek kajian menarik untuk mendiskusikan mekanisme pengangkatan pemimpin dalam islam. Saqifah itu dulunya berupa tempat mirip aula, ada pula yang kerap dipakai duduk-duduk, berteduh sambil berbincang. Rasulullah pernah shalat di tempat ini, lalu duduk dan minum air. Di utara Saqifah itu ada sumur milik Bani Saidah. Keluarga Saidah adalah sahabat Nabi yang kerap menemani Nabi duduk-duduk di Saqifah. Tempat ini masih dipertahankan, dikelola, dilestarikan dalam bentuk taman.

Posisinya di sisi Barat Daya Masjid Nabawi, berjarak sekitar 200-an meter. Berseberangan jalan dengan Perpustakaan Raja Abd. Aziz., atau di depan sebelah kanan Hotel Movenpick Anwar Madinah. Itulah satu-satunya taman di kawasan tersebut. Bentuknya empat persegi, sekitar 30 x 30 meter. Beragam tanaman, pot-pot bunga, rumput-rumputan, pohon kurma, tanaman lidah buaya dan masih ada jenis tumbuhan lain, menghijaukan kawasan tersebut. Memberikan kesegaran di tengah kegersangan. Kicauan burung aneka jenis, makin menambah riang suasana taman. Suasana demikian ini sulit di jumpai di sudut Madinah yang lain, yang lebih banyak dipenuhi dengan taman beton, gunung batu, atau padang gersang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar